Kamis, 07 November 2013

MANAJEMEN


Nama : GIANTI EKA FITRI
KELAS : 3PA11
NPM : 18511323
Pengertian Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen (unit-unit kerja) dalam organisasi. Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan meninjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda tersebut diintegrasikan (koordinasi). Selain daripada itu struktur organisasi juga menunjukkan spesialisasi-spesialisasi pekerjaan, saluran perintah dan penyampaian laporan.
Struktur Organisasi dapat didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal organisasi diolah. Struktur organisasi terdiri atas unsur  spesialisasi kerja, standarisasi, koordinasi, sentralisasi atau desentralisasi dalam pembuatan keputusan dan ukuran satuan kerja.
Pengorganisasian adalah merupakan fungsi kedua dalam Manajemen dan pengorganisasian didefinisikan sebagai proses kegiatan penyusunan struktur organisasi sesuai dengan tujuan-tujuan, sumber-sumber, dan lingkungannya. Dengan demikian hasil pengorganisasian adalah struktur organisasi.
Struktur formal adalah struktur resmi organisasi yang menggambarkan fungsi yang diharapkan dalam organisasi.

Struktur informal atau “struktur bayangan” adalah struktur tidak resmi namun memegang peran penting yang mengatur hubungan antar
anggota organisasi.

Struktur Fungsional
Kelebihan:
·       Menciptakan efisiensi melalui spesialisasi
·       Memusatkan keahlian organisasi
·       Memudahkan manajer dalam melakukan monitoring dan mengevaluasi kinerja karyawan
·       Memerlukan koordinasi internal yang minimum
·       Meminimumkan duplikasi personalia dan peralatan dari segi biaya
·       Sesuai untuk lingkungan yang stabil

Keuntungan dari struktur organisasi ini adalah:
1) Adanya pembagian tugas antara kerja pikiran dan fisik,
2) Dapat dicapai tingkat spesialisasi yang baik
3) Solidaritas antar anggota yang tinggi.
4) Moral serta disiplin keija yang tinggi.
5) Koordinasi antara anggota berjalan dengan baik.

Kerugian dari struktur organisasi ini adalah:
1) Insiatif perseorangan sangat dibatasi.
2) Sulit untuk melakukan pertukaran tugas, karena terlalu menspesialisasikan diri dalam satu bidang tertentu.
Struktur disfungsional
Kelebihan:

·       Lebih mudah dalam pengelolaannya karena memecah organisasi menjadi divisi yang lebih kecil.
·       Memungkinkan pembuatan keputusan strategis yang lebih luas dan konsentrasi penuh pada tugas-tugas.
·       Tempat latihan yang baik bagi para manajer strategik.
·       Manajer dapat memilih struktur (produk, geografis, pasar) yang paling sesuai dengan divisinya.
·       Sesuai untuk lingkungan yang cepat berubah, tanggapan yang cepat pada perubahan karena
·       adanya koordinasi dan wewenang pada tingkat yang sesuai
·       Koordinasi antar fungsi menjadi lebih mudah dan cepat
·       Mempunyai fleksibilitas pada struktur perusahaan
·       Spesialisasi pada setiap divisi dapat dipertahankan
·       Kesempatan karir lebih terbuka
Kelemahan:
·       Memungkinkan berkembangnya persaingan disfungsional antar sumber daya organisasi dan konflik antara tugas-tugas & prioritas-prioritas.
·       Kepentingan divisi mungkin ditempatkan di atas kepentingan organisasi secara keseluruhan
·       Kebijakan divisi tidak konsisten dengan kebijakan divisi lain maupun dengan kebijakan organisasi.
·       Timbulnya masalah dalam alokasi sumber daya dan distribusi biaya-biaya perusahaan
·       Adanya duplikasi sumber daya dan peralatan yang tidak perlu
·       Mengkibatkan turunnya komunikasi antara spesialisasi funsional
·       Sangat potensial untuk menimbulkan persaingan antar  divisi
·       Pendelegasian yang besar dapat menimbulkan masalah
Actuating Manajemen:
merupakan hubungan manusia dalam kepemimpinan yang mengikat para bawahan agar bersedia mengerti dan menyumbangkan tenaganya secara etektit serta efisien dalam pencapaian tujuan suatu organisasi. Di dalam manajemen, pengarahan ini bersifat sangat kompleks karena disamping menyangkut manusia juga menyangkut berbagai tingkah laku dari manusia-manusia itu sendiri.
Pentingnya Actuating Manajemen:
Pertama, adalah melakukan pengarahan (commanding), bimbingan (directing) dan komunikasi (communication) (Nawawi, 2000:95). Dijelaskan pula bahwa pengarahan dan bimbingan adalah kegiatan menciptakan, memelihara, menjaga/mempertahankan dan memajukan organisasi melalui setiap personil, baik secara struktural maupun fungsional, agar langkah operasionalnya tidak keluar dari usaha mencapai tujuan organisasi (Nawawi, 2000 : 95). Kedua, penggerakan (actuating) tidak lain merupakan upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian agar setiap karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai dengan peran, tugas dan tanggung jawabnya.
Prinsip Actuating dalam Manajamen:
Ada beberapa prinsip
 yang dilakukan oleh pimpinan perusahaan dalam melakukan pengarahan yaitu :
 1.  Prinsip mengarah kepada tujuan
 2.  Prinsip keharmonisai dengan tujuan
 3. Prinsip kesatuan komando
Menurut Kurniawan (2009) prinsip-prinsip dalam penggerakan/actuating antara lain:
·        Memperlakukan pegawai dengan sebaik-baiknya
·        Mendorong pertumbuhan dan perkembangan manusia
·        Menanamkan pada manusia keinginan untuk melebihi
·        Menghargai hasil yang baik dan sempurna
·        Mengusahakan adanya keadilan tanpa pilih kasih
·        Memberikan kesempatan yang tepat dan bantuan yang cukup
·        Memberikan dorongan untuk mengembangkan potensi dirinya
Jelaskan Pentingnya mencapai Manegerial yang efektif:
Pekerjaan  seorang manajer tidak terlepas dari organisasi. Secara umum  organisasi diartikan sebagai  kumpulan dua atau lebih orang yang bekerja sama secara  terkoordinasi  dan terstruktur  untuk mencapai tujuan tertentu. Organisasi diperlukan untuk pencapaian tujuan  bersama secara efektif dan efisien. Manajer melakukan proses manajemen, mengoptimalkan sumber daya yang ada untuk mengolah input guna  mencapai tujuan organisasi.
Proses manajemen mencakup perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian. Meskipun secara. teoritis proses manajemen menunjukkan hubungan yang logis, dalam praktek, proses manajemen yang dilakukan tidak selalu urut, dan seringkali dikerjakan secara simultan.

SUMBER:
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Mimin%20Nur%20Aisyah,%20M.Sc.,%20Ak./Bab%207%20Pengorganisasian&%20Personalia.pdf
http://filsafat.kompasiana.com/2013/04/15/teori-struktural-fungsional--546379.html
http://www.ut.ac.id/html/suplemen/ekma5309/fproses_certob2.htm
http://rynaldi-dwitama.blogspot.com/2012/05/pengertian-struktur-organisasi.html

Minggu, 13 Oktober 2013

softskill

Nama : Gianti eka fitri 18511323 . 3PA11

A.Pengantar
1. Pengertian Manajemen
Manajemen adalah Suatu Proses dalam rangka mencapai tujuan dengan bekerja bersama melalui orang-orang dan sumber daya organisasi lainnya.
Pengertian manajemen menurut para Ahli :
Horold Koontz dan Cyril O'donnel :
Manajemen adalah usaha untuk mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain.
R. Terry :
Manajemen merupakan suatu proses khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumberdaya lainnya.
Lawrence A. Appley :
Manajemen adalah seni pencapaian tujuan yang dilakukan melalui usaha orang lain.
Drs. Oey Liang Lee :
Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan pengawasan daripada sumberdaya manusia untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

2.Pengertian Kepemimpinan
Menurut Young (dalam Kartono, 2003) Pengertian Kepemimpinan yaitu bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi yang khusus.
Moejiono (2002) memandang bahwa leadership tersebut sebenarnya sebagai akibat pengaruh satu arah, karena pemimpin mungkin memiliki kualitas-kualitas tertentu yang membedakan dirinya dengan pengikutnya. Para ahli teori sukarela (compliance induction theorist) cenderung memandang leadership sebagai pemaksaan atau pendesakan pengaruh secara tidak langsung dan sebagai sarana untuk membentuk kelompok sesuai dengan keinginan pemimpin (Moejiono, 2002).
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpnan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok, kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau kelompok, memiliki kemampuan atau keahlian khusus dalam bidang yang diinginkan oleh kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok.
3. Teori Kepemimpinan Contigency Fiedler(Matching Leaders and tasks)

Menurut Fiedler (1973, 1977) telah menjawab kecaman, dan perdebatan mengenai validitas model ini masih berlanjut. Namun, ketertarikan dalam teori ini telah melemah seiring waktu disaat teori situasional yang lebih baik dikembangkan. Sebagai teori kepemimpinan situasional yang pertama, paling tidak model ini telah memberikan kontribusi sebagai pendorong ketertarikan yang lebih besar pada variabel situasional dalam menjelaskan efektivitas seorang pemimpin.Dasar dari model kontingensi Fiedler terlibat menilai pemimpin potensial dengan skala gaya kerja mulai dari tugas yang berorientasi pada salah satu ujungnya, untuk berorientasi pada hubungan di ujung lainnya. Kemudian tergantung pada faktor-faktor seperti tingkat stres dalam organisasi, jenis pekerjaan, fleksibilitas dari kelompok berubah, dan penggunaan teknologi, koordinasi disesuaikan sumber daya, orang, tugas dan gaya manajemen yang benar dapat diterapkan.

4. Model Kepemimpinan Normatif Vroom &Tetton
Teori kepemimpinan Vroom&Yetton ini merupakan salah satu teori contingency. Teori ini dikembangkan oleh Vroom&Yetton (1973) dan disebut juga sebagai model normatif tentang kepemimpinan, karena mengarah kepada pemberian suatu rekomendasi tentang gaya kepemimpinan yang sebaiknya digunakan dalam situasi tertentu, yang berfokus pada tingkat partisipasi yang diperbolehkan oleh pemimpin dalam pengambilan keputusan dan seleksi pendekatan yang akan memaksimalkan manfaat yang akan didapat kelompok dan pada waktu yang bersamaan, meminimalisasi gangguan pencapaian tujuan kelompok. Model yang menjelaskan bagaimana seorang pemimpin harus memimpin dalam berbagai situasi. Model ini menunjukan bahwa tidak ada corak kepemimpinan tunggal yg dapat diterapkan pada semua situasi.
5. Path.Goal Theory dalam Kepemimpinan
-Teori path-goal menganut pandangan kepemimpinan sebagai pelayan. Kepemimpinan tidak dipandang sebagai sebuah posisi kekuasaan. Sebaliknya, pemimpin bertindak sebagai pelatih dan fasilitator kepada bawahan mereka.
Menurut teori path-goal, efektivitas seorang pemimpin tergantung pada faktor kontingensi (ketidakpastian) lingkungan dan gaya kepemimpinan tertentu.
Gaya Kepemimpinan
Keempat gaya kepemimpinan adalah:
1. Kepempimpinan direktif: disini pemimpin memberikan pedoman, yang memungkinkan bawahan tahu apa yang diharapkan dari mereka, menetapkan standar kinerja bagi mereka, dan mengontrol perilaku ketika standar kinerja tidak terpenuhi. Pemimpin secara bijaksana memberikan penghargaan dan sanksi disiplin. Bawahan diharap mengikuti aturan dan kebijakan yang dikeluarkan.
2. Kepemimpinan suportif: pemimpin yang sifatnya mengayomi bawahan dan menampilkan perhatian pribadi terhadap kebutuhan, dan kesejahteraan mereka.
3. Kepempimpinan partisipatif: pemimpin yang percaya pengambilan keputusan dalam kelompok dan berbagi informasi dengan bawahan. Dia berkonsultasi bawahannya mengenai keputusan penting berkaitan dengan pekerjaan, tujuan tugas, dan cara untuk menyelesaikan tujuan.
4. Kepemimpinan berorientasi prestasi: pemimpin menetapkan tujuan yang menantang dan mendorong karyawan untuk mencapai kinerja terbaik mereka. Pemimpin percaya bahwa karyawan cukup bertanggung jawab untuk mencapai tujuan yang menantang. Gaya ini sama dengan pandangan teori penetapan tujuan.
B. PERENCENAAN , PENETAPAN MANAJEMEN
1. Pengertian Perencanaan Manajemen
Perencanaan didefinisikan sebagai suatu proses menetapkan tujuan dan memutuskan bagaimana hal tersebut dapat dicapai. Rencana meliputi sumber-sumber yang dibutuhkan, tugas yang diselesaikan, tindakan yang diambil dan jadwal yang diikuti. Para manajer mungkin membuat :
• Rencana untuk stabilitas (plan for stability),
• rencana untuk mampu beradaptasi (plan for adaptibility) atau para manajer mungkin juga membuat
• rencana untuk situasi yang berbeda (plan for contingency)
Proses perencanaan, terdiri dari :
• Menentukan tujuan perencanaan
• Menentukan tindakan untuk mencapai tujuan
• Mengembangkn dasar pemikiran kondisi mendatang
• Mengidentifikasi cara untuk mencapai tujuan
• Mengimplementasi rencana tindakan dan mengevaluasi hasilnya
W. H. Newman
Planning is desiding in advance what is to be done (perencanaan adalah penentuan terlebih dahulu apa yang akan dikerjakan
Louis A. Allen
Planning is the determination of a course of action to achieve a desired result (perencanaan adalah penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai hasil yang diinginkan).

2 .Langkah-langkah dalam Menyusun Perencanaan Manajemen
Asnawir menyatakan bahwa langkah-langkah dalam perencanaan adalah sebagai berikut:
  1. Menentukan dan merumuskan tujuan yang hendak dicapai;
  2. Meneliti masalah-masalah atau pekerjaan-pekerjaan yang akan dilakukan;
  3. Masalah-masalah atau informasi-informasi yang diperlukan;
  4. Menentukan tahap-tahap atau rangkaian tindakan;
  5. Merumuskan bagaimana masalah-masalah tersebut akan dipecahkan dan     bagaimana pekerjaan pekerjaan itu harus diselesaikan;
  6. Menentukan siapa yang akan melakukan dan apa yang mempengaruhi pelaksanaan tindakan tersebut;
  7. Menentukan cara bagaimana mengadakan perubahan dalam penyusunan rencana;


3. Manfaat Perencanaan dalam suatu Organisasi
 Perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Tanpa suatu perencanaan maka proses pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan tidak dapat berjalan dengan baik. Seperti yang sudah diketahui pada umumnya bahwa perencanaan adalah menyusun sebuah rencana yang akan diterapkan pada kegiatan tertentu seperti acara penting, sampai hal-hal kecil tentunya juga memerlukan rencana meski rencananya tak sebesar rencana untuk acara penting. Jadi Perencanaan memiliki tahapan paling penting dari fungsi manajemen itu sendiri, terutama dalam menghadapi lingkungan eksternal yang berubah dinamis. dalam era globalisasi ini, perencanaan harus lebih mengandalkan prosedur yang rasional dan sistematis dan bukan hanya pada intuisi dan firasat.

4. Jenis Perencanaan dalam Organisasi
Menurut Asnawir Ada tujuh jenis-jenis perencanaan, yang kesemua itu dilihat dari sudut pandang berbeda, di antara jenis-jenis perencanaan tersebut adalah:
Dilihat dari segi waktu
Dari segi waktu perencanaan dapat dibagi menjadi tiga yaitu:
·         Perencanaan jangka panjang, yang termasuk dalam perencanaan jangka panjang adalah rentang waktu sepuluh sampai tiga puluh tahun. Perencanaan jangka panjang ini bersifat umum, dan belum terperinci.
·         Perencanaan jangka menengah, jangka menengah biasanya mempunyai jangka waktu antara lima sampai sepuluh tahun.
·         Perencanaan jangka pendek, yaitu perencanaan yang mempunyai jangka waktu antar satu tahun sampai lima tahun.
Dilihat dari segi sifatnya
Perencanaan dibagi menjadi dua yaitu:
·         Perencanaan kuantitatif, yang termasuk perencaan kuantitatif adalah semua target dan sasaran dinyatakan dengan angka-angka.
·         Perencanaan kualitatif adalah perencanaaan yang ingin dicapai dinyatakan secara kualitas

SUMBER :

Sabtu, 29 Juni 2013

Softskill 4



A.    Pekerjaan dan Waktu Luang
Pekerjaan adalah aktifitas utama yang dikerjakan manusia yang memiliki persamaan kewajiban.
Waktu Luang memiliki beberapa pengertian, antara lain: Menurut Rabiltuz waktu luang adalah waktu yang tersisa dari pekerjaan yang diharuskan atau sisa waktu belajar atau waktu untuk melaksanakan kewajiban sehari-hari.

1.       Mendefinisikan Nilai Pekerjaan
Nilai Pekerjaan adalah bahwa nilai dari apa yang kita kerjakan sebenarnya sangat bergantung kepada cara berpikir kita terhadap pekerjaan itu. Sekecil apapun pekerjaan yang kita lakukan, jika kita memahami bahwa pekerjaan itu adalah bagian dari sebuah perencanaan besar, atau bahwa pekerjaan itu adalah proses menuju terwujudnya sesuatu yang besar, maka tidak akan ada lagi perasaan kecil dalam hati kita ketika mengerjakan pekerjaan itu.
·         Apa yang dicari dalam pekerjaan
Yang dicari dalam pekerjaan adalah kenikmatan dalam bekerja, kenyamanan dalam bekerja dan kepuasan kerja. Dimana bagian dari sebuah perencanaan besar atau bahwa pekerjaan itu menuju proses terwujudnya suatu yang besar.
Aspek yang paling memuaskan dalam bekerja seperti keramah tamahan sesame rekan kerja. Kesempatan untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan pekerjaan, dan kehormatan yang diterima oleh rekan sepekerjaan.
·         Fungsi psikologis dari pekerjaan
Fungsi psikologisnya yaitu : meskipun apa kata orang tentang memiliki pekerjaan untuk hidup. Itu mungkin jelas sekarang bahwa setiap orang bekerja keras untuk uangnya sendiri. Survei membuktikan kebanyakan orang akan melanjutkan pekerjaannya bahkan jika mereka memiliki cukup uang untuk hidup nyaman seumur hidupnya. (Renwick&Lawler,1978).

2.       Menjelaskan fase-fase dalam memilih pekerjaan
Ada enam tahapan yang harus dijalani oleh seorang calon tenaga kerja, yaitu:
1. Tahap penyerahan surat lamaran
2. Tahap wawancara awal
3. Tahap ujian psikotes (wawancara)
4. Tahap penilaian akhir
5. Tahap pemberitahuan wawancara akhir.
6. Tahap penerimaan

Fase–fase identitas perkerjaan
o   Ketertarikan
o   Penghargaan
o   Keakraban
o   Kebosanan

3.       Menjelaskan hubungan antara karakteristik pribadi dengan karakteristik pekerjaan dalam memilih pekerjaan yang cocok
Memilih pekerjaan yang cocok memeang tidak mudah, perlu proses dan harus memilih dengan benar jika tidak, nanti menjalani pekerjaan itu malah malas-malasan. Hubungan antara karakteristik pribadi dan karakteristik pekerjaan dalam memilih pekerjaan yang cocok. Orang yang memiliki perpaduan Koleris dan Sanguin (atau sebaliknya),  biasanya memiliki kemampuan untuk memimpin karena semangat dan kepercayaan dirinya. Orang yang memiliki perpaduan Sanguin dan Plegmatis (atau sebaliknya), biasanya memiliki kemampuan dalam membina relasi dan persahabatan. Orang yang memiliki perpaduan Plegmatis dan Melankolis (atau sebaliknya), biasanya punya kemampuan untuk menganalisa karena ketelitian dan kecermatannya. Orang yang memiliki perpaduan Melankolis dan Koleris (atau sebaliknya), biasanya punya semangat kerja dan produktivitas yang sangat tinggi. Masing-masing kepribadian memiliki kecocokan dalam bidang pekerjaan tertentu :
Ø  Seorang Sanguinis cocok dalam bidang pekerjaan : presenter, penyiar, sales, pengacara, tour leader dan selebriti.
Ø  Seorang Koleris cocok dalam bidang pekerjaan : direktur, owner perusahaan, bos dan dokter.
Ø  Seorang Melankolis cocok dalam bidang pekerjaan : keuangan, komputer, R&D/QC, Hakim dan Notaris.
Ø  Seorang Plegmatis cocok dalam bidang pekerjaan : staf administrasi, konselor dan customer service.
Setelah kita mengetahui tipe kepribadian dari hasil tes, kita bisa menentukan bidang pekerjaan apa yang bisa kita jadikan sebagai karir. Tentu bukan berarti jika sudah cocok antara kepribadian dengan bidang pekerjaan akan memastikan seseorang bisa berhasil. Hal itu tidak akan terlepas dari kemauan, usaha dan restu dari Allah Tuhan Yang Maha Kuasa.
                       
4.       Menjelaskan tentang kepuasan kerja dan penyesuaian diri dalam pekerjaan
Dalam hal dunia kerja pentingnya diri sendiri untuk menyesuaikan dengan pekerjaan tersebut, penyesuain diri pekerjaan ini sangat penting untuk memahami kepuasan kerja, penyesuain dalam persediaan dan permintaan dan pergantian pekerjaan. Hal ini sangat wajar dalam di dunia pekerjaan.
Pengertian Kepuasaan Kerja menurut Wexley dan Yukl : mengartikan kepuasan kerja sebagai “the way an employee feels about his or her job”. Artinya bahwa kepuasan kerja adalah cara pegawai merasakan dirinya atau pekerjaannya. dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja adalah perasaan yang menyokong atau tidak menyokong dalam diri pegawai yang berhubungan dengan pekerjaan maupun kondisi dirinya. Perasaan yang berhubungan dengan pekerjaan melibatkan aspek-aspek seperti upaya, kesempatan pengembangan karier, hubungan dengan pegawai lain, penempatan kerja, dan struktur organisasi. Sementara itu, perasaan yang berhubungan dengan dirinya antara lain berupa umur, kondisi kesehatan, kemampuan dan pendidikan.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja
a.      Pekerjaan itu sendiri (Work It self) : Setiap pekerjaan memerlukan suatu keterampilan tertentu sesuai dengan bidang nya masing-masing. Sukar tidaknya suatu pekerjaan serta perasaan seseorang bahwa keahliannya dibutuhkan dalam melakukan pekerjaan tersebut, akan meningkatkan atau mengurangi kepuasan kerja.
b.      Atasan (Supervision), atasan yang baik berarti mau menghargai pekerjaan bawahannya. Bagi bawahan, atasan bisa dianggap sebagai figur ayah/ibu/teman dan sekaligus atasannya.
c.       Teman sekerja (Workers) : Merupakan faktor yang berhubungan dengan hubungan antara pegawai dengan atasannya dan dengan pegawai lain, baik yang sama maupun yang berbeda jenis pekerjaannya.
d.      Promosi (Promotion) : Merupakan faktor yang berhubungan dengan ada tidaknya kesempatan untuk memperoleh peningkatan karier selama bekerja.
e.      Gaji/Upah (Pay) : Merupakan faktor pemenuhan kebutuhan hidup pegawai yang dianggap layak atau tidak
5.       Menjelaskan bagaimana mengisi waktu luang dengan cara positif
Memanfaatkan waktu luang dengan positif bias saja dengan berolahraga, membaca buku, menghabiskan waktu bersama dengan keluarga atau orang yang terkasih. Memanfaatkan waktu luang yang bermanfaat dan berguna.

B.    Self Directed Changes
1.      Bagaimana cara meningkatkan kontrol diri
Dalam meningkatkan kontrol-diri, beberapa ahli menganggap bahwa pada usia remaja kontrol-diri sudah mencapai akhir perkembangan, penelitian membuktikan bahwa kontrol-diri yang rendah pada masa remaja berhubungan dengan kontrol-diri yang rendah pula pada masa dewasa.
Seperti yang dilaporkan oleh Fujita dkk, kontrol-diri dapat ditingkatkan melalui beberapa cara berfikir yang saling berhubungan :
Ø  Global Processing, mencoba fokus pada gambaran besar dari tujuan hidup atau cita-cita kita, sehingga setiap kegiatan atau tindakan kita dilihat sebagai bagian dari pencapaian tujuan akhir.
Ø  Abstrac listening, mencoba menolak detil-detil dalam situasi khusus untuk membawa kita berfikir bagaimana tindakan kita sesuai dengan rencana kerja kita secara keseluruhan. Contohnya : seseorang mungkin harus mengurangi berfikir tentang detil-detil beratnya latihan fisik tetapi mencoba untuk fokus pada gambaran fisik yang ideal yang akan dicapai bila dia tetap menjalankan latihan dengan baik.
Ø  High-level categorization, berfikir tentang konsep tingkat tinggi daripada keadaan yang khusus atau sesaat. Katagorisasi tugas dapat membantu kita untuk mengatur fokus dan mencapai disiplin-diri yang lebih besar.

2.      Bagaimana cara menetapkan suatu tujuan
Menetapkan suatu tujuan dalam hidup biasanya dengan cara memberikan suatu tujuan jangka panjang dan motivasi. Dengan menyusun suatu tujuan secara teratur, maka anda membuat keputusan mengenai apa yang anda ingin capai. Menyusun tujuan adalah suatu proses yang sudah ditetapkan dan diketahui untuk suatu perencanaan pribadi. Mungkin menentukan tujuan sendiri jauh lebih sulit tetapi jadilah pribadi anda sendiri. Meskipun banyak yang membujuk anda untuk melakukan hal yang sebaliknya. Penentuan tujuan anda oleh anda sendiri dan usaha keras untuk mencapainya merupakan suatu langkah utama menujuh kebebasan pribadi dan kehidupan yang berarti.

3.      Bagaimana cara menyusun konsekuensi yang efektif
Menyusun konsekuensi yang efektif untuk merubah kepribadian diri seseorang dan disini menurut Frankl
Ø  Mereka bebas memilih langkah tindakan mereka sendiri,
Ø  Mereka secara sadar mengontrol kehidupan mereka,
Ø  Mereka tidak ditentukan oleh kekuatan-kekuatan di luar diri mereka,
Ø  Mereka telah mengatasi perhatian terhadap diri.
Jadi bagaimana pun kita harus terima konsekunsi yang kita akan dapatkan, karna bagaimana pun ini merupaka kemauan kita tanpa ada paksaan sedikit pun dari orang lain.
         
4.      Bagaimana menerapkan rencana intervensi
Menerapkan perencanaan intervensi, biasanya kita membuat suatu planning untuk merubah perilaku kita yang lebih baik atau menarik dan menerapkan perencanaan tersebut agar individu lebih baik. Seperti :
a.      Awali dan akhiri hari dengan senyuman.
Walaupun buruknya hari anda dilalui, usahakan tetap tersenyum.
b.      Kuasai emosi dan control diri
Orang lain menilai anda dari ekspresi wajah yang anda tampilkan. Saat anda marah atau tertekan, usahakan agar mimik wajah anda netral.
c.       Jaga jalinan komunikasi
Apa pun situasinya buatlah keadaan menjadi lebih menyenangkan dengan berbagai serta berkomunikasi dengan sahabat atau teman kerja anda.
d.      Rasakan perasaan orang lain
Sebelum anda mengekspresikan perasaan kesal anda pada orang lain, pikiran rasanya bila ada orang lain yang melakukan hal itu pada anda.
e.      Ceriakan hari dengan tawa
Seberat apa pun hari yang anda lalui, cobalah untuk selalu memiliki sense of humor.

5.      Apa saja yang dilakukan dalam proses evaluasi
Sebelum kita mengomentari kepribadian seseorang, kita harus evaluasi diri kita sendiri. Apakah diri kita telah berubah atau tidak. Maka dari itu kita harus evaluasi dengan baik. Tanpa harus menyindir orang lain. Terkadang kita mengomentari orang lain tanpa melihat pribadi kita sendiri yang belum berubah. Maka dari itu kita harus evaluasi  diri kita dahulu.
Evaluasi  adalah proses penilaian. Dalam perusahaan, evaluasi dapat diartikan sebagai proses pengukuran akan efektifitas strategi yang digunakan dalam upaya mencapai tujuan perusahaan. Data yang diperoleh dari hasil pengukuran tersebut akan digunakan sebagai analisis situasi program berikutnya.
Dalam mengadakan sebuah proses evaluasi, terdapat beberapa hal yang akan dibahas yaitu apa yang menjadi bahan evaluasi, bagaimana proses evaluasi, kapan evaluasi diadakan, mengapa perlu diadakan evaluasi, dimana proses evaluasi diadakan, dan pihak yang mengadakan evaluasi.. Hal yang perlu dilakukan evaluasi tersebut adalah narasumber yang ada, efektifitas penyebaran pesan, pemilihan media yang tepat dan pengambilan keputusan anggaran dalam mengadakan sejumlah promosi dan periklanan.
Evaluasi tersebut perlu diadakan dengan tujuan untuk menghindari kesalahan perhitungan pembiayaan, memilih strategi terbaik dari berbagai alternatif strategis yang ada, meningkatkan efisiensi iklan secara general, dan melihat apakah tujuan sudah tercapai. Di sisi lain, perusahaan kadang-kadang enggan untuk mengadakan evaluasi karena biayanya yang mahal, terdapat masalah dengan penelitian, ketidaksetujuan akan apa yang hendak dievaluasi, merasa telah mencapai tujuan, dan banyak membuang waktu.
Untuk mencapai evaluasi tersebut dengan baik, diperlukan sejumlah tahapan yang harus dilalui yakni menentukan permasalahan secara jelas, mengembangkan pendekatan permasalahan, memformulasikan desain penelitian, melakukan penelitian lapangan untuk mengumpulkan data, menganalisis data yang diperoleh, dan kemampuan menyampaikan hasil penelitian.

SUMBER :
http://id.wikipedia.org/wiki/Kepuasan_Kerja
http://anyoo.blogspot.com/2011/05/nilai-pekerjaan.html
http://linaajadeh.blogspot.com/2012/04/self-directed-changes.html
Duane Schultz. 1997. Psikologi Pertumbuhan. Yogyakarta: Kanisius.
Adhe Firmansyah. 2010. Cara Mudah Membaca Kepribadian Orang. Yogyakarts: Starbooks.
Diane E. Papalia, Sally Wendkos Olds, Ruth Duskin Feldmen. 2009. Human Development. Jakarta: Salemba Humanika.