Sabtu, 29 Juni 2013

Softskill 4



A.    Pekerjaan dan Waktu Luang
Pekerjaan adalah aktifitas utama yang dikerjakan manusia yang memiliki persamaan kewajiban.
Waktu Luang memiliki beberapa pengertian, antara lain: Menurut Rabiltuz waktu luang adalah waktu yang tersisa dari pekerjaan yang diharuskan atau sisa waktu belajar atau waktu untuk melaksanakan kewajiban sehari-hari.

1.       Mendefinisikan Nilai Pekerjaan
Nilai Pekerjaan adalah bahwa nilai dari apa yang kita kerjakan sebenarnya sangat bergantung kepada cara berpikir kita terhadap pekerjaan itu. Sekecil apapun pekerjaan yang kita lakukan, jika kita memahami bahwa pekerjaan itu adalah bagian dari sebuah perencanaan besar, atau bahwa pekerjaan itu adalah proses menuju terwujudnya sesuatu yang besar, maka tidak akan ada lagi perasaan kecil dalam hati kita ketika mengerjakan pekerjaan itu.
·         Apa yang dicari dalam pekerjaan
Yang dicari dalam pekerjaan adalah kenikmatan dalam bekerja, kenyamanan dalam bekerja dan kepuasan kerja. Dimana bagian dari sebuah perencanaan besar atau bahwa pekerjaan itu menuju proses terwujudnya suatu yang besar.
Aspek yang paling memuaskan dalam bekerja seperti keramah tamahan sesame rekan kerja. Kesempatan untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan pekerjaan, dan kehormatan yang diterima oleh rekan sepekerjaan.
·         Fungsi psikologis dari pekerjaan
Fungsi psikologisnya yaitu : meskipun apa kata orang tentang memiliki pekerjaan untuk hidup. Itu mungkin jelas sekarang bahwa setiap orang bekerja keras untuk uangnya sendiri. Survei membuktikan kebanyakan orang akan melanjutkan pekerjaannya bahkan jika mereka memiliki cukup uang untuk hidup nyaman seumur hidupnya. (Renwick&Lawler,1978).

2.       Menjelaskan fase-fase dalam memilih pekerjaan
Ada enam tahapan yang harus dijalani oleh seorang calon tenaga kerja, yaitu:
1. Tahap penyerahan surat lamaran
2. Tahap wawancara awal
3. Tahap ujian psikotes (wawancara)
4. Tahap penilaian akhir
5. Tahap pemberitahuan wawancara akhir.
6. Tahap penerimaan

Fase–fase identitas perkerjaan
o   Ketertarikan
o   Penghargaan
o   Keakraban
o   Kebosanan

3.       Menjelaskan hubungan antara karakteristik pribadi dengan karakteristik pekerjaan dalam memilih pekerjaan yang cocok
Memilih pekerjaan yang cocok memeang tidak mudah, perlu proses dan harus memilih dengan benar jika tidak, nanti menjalani pekerjaan itu malah malas-malasan. Hubungan antara karakteristik pribadi dan karakteristik pekerjaan dalam memilih pekerjaan yang cocok. Orang yang memiliki perpaduan Koleris dan Sanguin (atau sebaliknya),  biasanya memiliki kemampuan untuk memimpin karena semangat dan kepercayaan dirinya. Orang yang memiliki perpaduan Sanguin dan Plegmatis (atau sebaliknya), biasanya memiliki kemampuan dalam membina relasi dan persahabatan. Orang yang memiliki perpaduan Plegmatis dan Melankolis (atau sebaliknya), biasanya punya kemampuan untuk menganalisa karena ketelitian dan kecermatannya. Orang yang memiliki perpaduan Melankolis dan Koleris (atau sebaliknya), biasanya punya semangat kerja dan produktivitas yang sangat tinggi. Masing-masing kepribadian memiliki kecocokan dalam bidang pekerjaan tertentu :
Ø  Seorang Sanguinis cocok dalam bidang pekerjaan : presenter, penyiar, sales, pengacara, tour leader dan selebriti.
Ø  Seorang Koleris cocok dalam bidang pekerjaan : direktur, owner perusahaan, bos dan dokter.
Ø  Seorang Melankolis cocok dalam bidang pekerjaan : keuangan, komputer, R&D/QC, Hakim dan Notaris.
Ø  Seorang Plegmatis cocok dalam bidang pekerjaan : staf administrasi, konselor dan customer service.
Setelah kita mengetahui tipe kepribadian dari hasil tes, kita bisa menentukan bidang pekerjaan apa yang bisa kita jadikan sebagai karir. Tentu bukan berarti jika sudah cocok antara kepribadian dengan bidang pekerjaan akan memastikan seseorang bisa berhasil. Hal itu tidak akan terlepas dari kemauan, usaha dan restu dari Allah Tuhan Yang Maha Kuasa.
                       
4.       Menjelaskan tentang kepuasan kerja dan penyesuaian diri dalam pekerjaan
Dalam hal dunia kerja pentingnya diri sendiri untuk menyesuaikan dengan pekerjaan tersebut, penyesuain diri pekerjaan ini sangat penting untuk memahami kepuasan kerja, penyesuain dalam persediaan dan permintaan dan pergantian pekerjaan. Hal ini sangat wajar dalam di dunia pekerjaan.
Pengertian Kepuasaan Kerja menurut Wexley dan Yukl : mengartikan kepuasan kerja sebagai “the way an employee feels about his or her job”. Artinya bahwa kepuasan kerja adalah cara pegawai merasakan dirinya atau pekerjaannya. dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja adalah perasaan yang menyokong atau tidak menyokong dalam diri pegawai yang berhubungan dengan pekerjaan maupun kondisi dirinya. Perasaan yang berhubungan dengan pekerjaan melibatkan aspek-aspek seperti upaya, kesempatan pengembangan karier, hubungan dengan pegawai lain, penempatan kerja, dan struktur organisasi. Sementara itu, perasaan yang berhubungan dengan dirinya antara lain berupa umur, kondisi kesehatan, kemampuan dan pendidikan.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja
a.      Pekerjaan itu sendiri (Work It self) : Setiap pekerjaan memerlukan suatu keterampilan tertentu sesuai dengan bidang nya masing-masing. Sukar tidaknya suatu pekerjaan serta perasaan seseorang bahwa keahliannya dibutuhkan dalam melakukan pekerjaan tersebut, akan meningkatkan atau mengurangi kepuasan kerja.
b.      Atasan (Supervision), atasan yang baik berarti mau menghargai pekerjaan bawahannya. Bagi bawahan, atasan bisa dianggap sebagai figur ayah/ibu/teman dan sekaligus atasannya.
c.       Teman sekerja (Workers) : Merupakan faktor yang berhubungan dengan hubungan antara pegawai dengan atasannya dan dengan pegawai lain, baik yang sama maupun yang berbeda jenis pekerjaannya.
d.      Promosi (Promotion) : Merupakan faktor yang berhubungan dengan ada tidaknya kesempatan untuk memperoleh peningkatan karier selama bekerja.
e.      Gaji/Upah (Pay) : Merupakan faktor pemenuhan kebutuhan hidup pegawai yang dianggap layak atau tidak
5.       Menjelaskan bagaimana mengisi waktu luang dengan cara positif
Memanfaatkan waktu luang dengan positif bias saja dengan berolahraga, membaca buku, menghabiskan waktu bersama dengan keluarga atau orang yang terkasih. Memanfaatkan waktu luang yang bermanfaat dan berguna.

B.    Self Directed Changes
1.      Bagaimana cara meningkatkan kontrol diri
Dalam meningkatkan kontrol-diri, beberapa ahli menganggap bahwa pada usia remaja kontrol-diri sudah mencapai akhir perkembangan, penelitian membuktikan bahwa kontrol-diri yang rendah pada masa remaja berhubungan dengan kontrol-diri yang rendah pula pada masa dewasa.
Seperti yang dilaporkan oleh Fujita dkk, kontrol-diri dapat ditingkatkan melalui beberapa cara berfikir yang saling berhubungan :
Ø  Global Processing, mencoba fokus pada gambaran besar dari tujuan hidup atau cita-cita kita, sehingga setiap kegiatan atau tindakan kita dilihat sebagai bagian dari pencapaian tujuan akhir.
Ø  Abstrac listening, mencoba menolak detil-detil dalam situasi khusus untuk membawa kita berfikir bagaimana tindakan kita sesuai dengan rencana kerja kita secara keseluruhan. Contohnya : seseorang mungkin harus mengurangi berfikir tentang detil-detil beratnya latihan fisik tetapi mencoba untuk fokus pada gambaran fisik yang ideal yang akan dicapai bila dia tetap menjalankan latihan dengan baik.
Ø  High-level categorization, berfikir tentang konsep tingkat tinggi daripada keadaan yang khusus atau sesaat. Katagorisasi tugas dapat membantu kita untuk mengatur fokus dan mencapai disiplin-diri yang lebih besar.

2.      Bagaimana cara menetapkan suatu tujuan
Menetapkan suatu tujuan dalam hidup biasanya dengan cara memberikan suatu tujuan jangka panjang dan motivasi. Dengan menyusun suatu tujuan secara teratur, maka anda membuat keputusan mengenai apa yang anda ingin capai. Menyusun tujuan adalah suatu proses yang sudah ditetapkan dan diketahui untuk suatu perencanaan pribadi. Mungkin menentukan tujuan sendiri jauh lebih sulit tetapi jadilah pribadi anda sendiri. Meskipun banyak yang membujuk anda untuk melakukan hal yang sebaliknya. Penentuan tujuan anda oleh anda sendiri dan usaha keras untuk mencapainya merupakan suatu langkah utama menujuh kebebasan pribadi dan kehidupan yang berarti.

3.      Bagaimana cara menyusun konsekuensi yang efektif
Menyusun konsekuensi yang efektif untuk merubah kepribadian diri seseorang dan disini menurut Frankl
Ø  Mereka bebas memilih langkah tindakan mereka sendiri,
Ø  Mereka secara sadar mengontrol kehidupan mereka,
Ø  Mereka tidak ditentukan oleh kekuatan-kekuatan di luar diri mereka,
Ø  Mereka telah mengatasi perhatian terhadap diri.
Jadi bagaimana pun kita harus terima konsekunsi yang kita akan dapatkan, karna bagaimana pun ini merupaka kemauan kita tanpa ada paksaan sedikit pun dari orang lain.
         
4.      Bagaimana menerapkan rencana intervensi
Menerapkan perencanaan intervensi, biasanya kita membuat suatu planning untuk merubah perilaku kita yang lebih baik atau menarik dan menerapkan perencanaan tersebut agar individu lebih baik. Seperti :
a.      Awali dan akhiri hari dengan senyuman.
Walaupun buruknya hari anda dilalui, usahakan tetap tersenyum.
b.      Kuasai emosi dan control diri
Orang lain menilai anda dari ekspresi wajah yang anda tampilkan. Saat anda marah atau tertekan, usahakan agar mimik wajah anda netral.
c.       Jaga jalinan komunikasi
Apa pun situasinya buatlah keadaan menjadi lebih menyenangkan dengan berbagai serta berkomunikasi dengan sahabat atau teman kerja anda.
d.      Rasakan perasaan orang lain
Sebelum anda mengekspresikan perasaan kesal anda pada orang lain, pikiran rasanya bila ada orang lain yang melakukan hal itu pada anda.
e.      Ceriakan hari dengan tawa
Seberat apa pun hari yang anda lalui, cobalah untuk selalu memiliki sense of humor.

5.      Apa saja yang dilakukan dalam proses evaluasi
Sebelum kita mengomentari kepribadian seseorang, kita harus evaluasi diri kita sendiri. Apakah diri kita telah berubah atau tidak. Maka dari itu kita harus evaluasi dengan baik. Tanpa harus menyindir orang lain. Terkadang kita mengomentari orang lain tanpa melihat pribadi kita sendiri yang belum berubah. Maka dari itu kita harus evaluasi  diri kita dahulu.
Evaluasi  adalah proses penilaian. Dalam perusahaan, evaluasi dapat diartikan sebagai proses pengukuran akan efektifitas strategi yang digunakan dalam upaya mencapai tujuan perusahaan. Data yang diperoleh dari hasil pengukuran tersebut akan digunakan sebagai analisis situasi program berikutnya.
Dalam mengadakan sebuah proses evaluasi, terdapat beberapa hal yang akan dibahas yaitu apa yang menjadi bahan evaluasi, bagaimana proses evaluasi, kapan evaluasi diadakan, mengapa perlu diadakan evaluasi, dimana proses evaluasi diadakan, dan pihak yang mengadakan evaluasi.. Hal yang perlu dilakukan evaluasi tersebut adalah narasumber yang ada, efektifitas penyebaran pesan, pemilihan media yang tepat dan pengambilan keputusan anggaran dalam mengadakan sejumlah promosi dan periklanan.
Evaluasi tersebut perlu diadakan dengan tujuan untuk menghindari kesalahan perhitungan pembiayaan, memilih strategi terbaik dari berbagai alternatif strategis yang ada, meningkatkan efisiensi iklan secara general, dan melihat apakah tujuan sudah tercapai. Di sisi lain, perusahaan kadang-kadang enggan untuk mengadakan evaluasi karena biayanya yang mahal, terdapat masalah dengan penelitian, ketidaksetujuan akan apa yang hendak dievaluasi, merasa telah mencapai tujuan, dan banyak membuang waktu.
Untuk mencapai evaluasi tersebut dengan baik, diperlukan sejumlah tahapan yang harus dilalui yakni menentukan permasalahan secara jelas, mengembangkan pendekatan permasalahan, memformulasikan desain penelitian, melakukan penelitian lapangan untuk mengumpulkan data, menganalisis data yang diperoleh, dan kemampuan menyampaikan hasil penelitian.

SUMBER :
http://id.wikipedia.org/wiki/Kepuasan_Kerja
http://anyoo.blogspot.com/2011/05/nilai-pekerjaan.html
http://linaajadeh.blogspot.com/2012/04/self-directed-changes.html
Duane Schultz. 1997. Psikologi Pertumbuhan. Yogyakarta: Kanisius.
Adhe Firmansyah. 2010. Cara Mudah Membaca Kepribadian Orang. Yogyakarts: Starbooks.
Diane E. Papalia, Sally Wendkos Olds, Ruth Duskin Feldmen. 2009. Human Development. Jakarta: Salemba Humanika.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar